Jumat, 17 April 2020

Cara Manajemen Produksi Tari

Wawan Setiawan Tirta
Laju pertumbuhan dan pengembangan ilmu bidang seni pertunjukan cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya seni pertunjukan yang semakin beragam dan memiliki nuansa garapan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Wahana baru dalam dunia seni pertunjukan dapat dinikmati pada setiap kegiatan festival, kompetisi, summit art, dan pertunjukan seni pada tingkat dunia. Salah satu perhatian dapat ditujukan berhubungan dengan manajemen organisasi seni pertunjukan yang profesional.

Manajemen seni pertunjukan di Indonesia sangat sedikit kajiannya. Hal ini berhubungan dengan kapasitas penyelenggara pertunjukan yang telah dikelola oleh lembaga pemerintah maupun lembaga terkait secara swadana. Bentuk penanganan masalah seni pertunjukan yang profesional bukan sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya, pengetahuan yang berhubungan manajemen seni pertunjukan sering diabaikan.

Organisasi seni pertunjukan di Indonesia tumbuh mekar, sehingga telah banyak lembaga yang secara profesional mengaklamasikan diri sebagai lembaga yang mengelola seni pertunjukan. Di sisi lain, pengelolaan yang agak mirip dengan pengelola seni pertunjukan kajian tersebut adalah event organizer yang telah menjamur di Jakarta. Namun demikian masih minimnya buku-buku yang membimbing para event organizer dan praktisi yang mempelajari manajemen organisasi mengaku masih kurang literatur di lapangan.

Kondisi ini sangat memprihatinkan. Di satu sisi, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang seni pertunjukan masih kurang memperhatikan aspek manajemen pemberdayaannya. Dengan demikian terjadi ketimpangan pada tantangan ke depan dalam bidang pengembangan, pelestarian, dan reservasinya. Banyak organisasi seni pertunjukan yang dalam beberapa waktu langsung gulung tikar. Hal ini berhubungan dengan aspek menajemen yang dikelolanya kurang profesional.

Satu sisi biasanya manajemen yang diterapkan mengandalkan manajemen persaudaraan atau manajemen pertemanan. Oleh sebab itu terjadi tarik ulur dalam masalah pemecahan manajemen secara profesional. Banyak seni pertunjukan tradisional mengalami keruntuhan. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya penanganan manajemen organisasi yang kurang tepat di lapangan.

Gradasi semakin menurunnya organisasi seni pertunjukan yang kurang menerapkan manajemen organisasi secara baik dapat menjadikan organisasi seni pertunjukan tersebut kurang profesional, kurang ditangani secara profesional, dan hingga beberapa hal yng ditangani secara profesional menjadi kurang dapat berkembang sesuai harapan kita bersama. para penonton yang semakin lama enggan dan cepat-cepat berpaling untuk menonton seni pertunjukkan tradisional, dan beralihnya minat publik terhadap tontonan yang mampu mendatangkan rasa penawar penat menjadi pilihan penonton untuk meninggalkan seni pertunjukan.

Kondisi ini patut kita perhatikan. Hal ini harus disikapi lebih profesional, dewasa, dan mengkaji tantangan ke depan sebagai bagian dari pembenahan atau setidaknya merancang program secara sistematis dan memiliki strategi untuk mengoptimalkan manajemen seni pertunjukan khususnya seni pertunjukan tradisional yang lebih inovatif, berwawasan prospek, serta mampu menjawab tantangan masa.

Dengan demikian untuk tetap lestari, maju dan berkembang, serta menjadi idola bagi penonton di semua kalangan dibutuhkan manajemen organisasi yang profesional, mumpuni, dan mengoptimalkan berbagai pihak dan celah dalam rangka bekerja bahu membahu, serta menerapkan staf untuk bisa bekerja mandiri dan optimal dalam mendatangkan celah kesempatan yang memungkinkan membawa dampak kemajuan bagi usaha manajemen organisasi yang diharapkan.