Minggu, 26 April 2020

Cita-citaku Menjadi Anak Salih

Wawan Setiawan Tirta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah (“keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran, berkeinginan sungguh-sungguh”. Salih artinya baik. Anak salih berarti anak yang baik. Di antara ciri-ciri anak salih adalah taat kepada Allah Swt., jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru, setia kepada kawan, serta menghargai sesama.

A. Orang Jujur Disayang Allah
Berikut ini 3 (tiga) jenis kejujuran, yaitu: Pertama jujur kepada Allah, contohnya adalah mentaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Kedua jujur kepada diri sendiri, contohnya adalah berperilaku sesuai dengan bisikan hati. Sikap jujur harus dibiasakan, karena kejujuran dapat meningkatkan prestasi dan percaya diri. Perilaku tidak jujur dapat mendatangkan petaka. Contoh, bagi siswa yang menyontek ketika ujian, mereka akan dinyatakan tidak lulus.

Ketiga jujur kepada orang lain, Contohnya adalah menepati janji. Misalnya, seorang siswa berjanji kepada bapak/ibu gurunya akan menyerahkan tugas PR pada hari dan tanggal tertentu. Bila siswa tersebut memenuhi janjinya, maka gurunya akan senang dan memberikan pujian

B. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru
Orang tua terdiri atas ayah dan ibu yang mengasuh, membimbing, memberi makan-minum
dan pakaian, mendidik, serta mengajari mengaji dan menyekolahkan. Mereka pun berdoa “ya Allah
jadikanlah anakku ini orang salih yang taat kepada-MU dan patuh kepada orang tuanya, serta berguna bagi bangsa dan negara”.
ciri anak salih adalah taat kepada Allah Swt Cita-citaku Menjadi Anak Salih
Begitulah harapan ayah-ibu kita. Mereka tak pernah berhenti berdoa agar anaknya berperilaku salih. Jasa mereka tidak akan pernah dapat dibalas. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita sebagai anak menaruh hormat, setia, dan patuh kepada mereka.

Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Banyak hal yang dapat kita peroleh dari guru, terutama mendapat ilmu pengetahuan dan keteladanan. Guru telah megajari dan membimbing kita beribadah dan membaca al-Qur’an, berbahasa yang baik, berhitung, bergaul, mengenal lingkungan alam, serta mengenal seni dan sebagainya.

Contoh-contoh sikap hormat kepada guru: berbicara dengan sikap santun, berbahasa yang baik dan benar, rendah hati, tidak sombong dan tidak merasa lebih pintar.

C. Indahnya Saling Menghargai
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama dan adat istiadat. Lalu, bagaimana kita hidup ditengah-tengah keberagaman itu? Tentu saja kita harus saling menghargai. Sikap saling menghargai antara lain sebagai berikut.
  1. Menghargai Pendirian Orang Lain Di dalam agama Islam terdapat sedikit perbedaan dalam beribadah. Misalnya dalam ibadah salat subuh, ada yang melakukan doa qunut dan ada yang tidak melakukannya. Semua itu tergantung pada pendirian masing-masing. Pendirian inilah yang harus kita hargai, karena semua ada tuntunannya. Yang terpenting adalah dilaksanakannya salat subuh sesuai dengan tutunan Islam yang diyakininya. 
  2. Menghargai Keyakinan Orang Lain. Ahmad bertempat tinggal satu lingkungan dengan Stevanus. Namun pada suatu pagi Stevanus menghampiri Ahmad dan minta maaf karena tidak dapat bermain bersamanya. Ayah Stevanus mengajaknya pergi ke Gereja. Ahmad tidak mempersoalkannya, dan menghargai sikap Stevanus untuk pergi ke Gereja bersama ayahnya.
  3. Menghargai Pendapat Orang Lain.  Dalam belajar kelompok, masing- masing siswa mengemukakan pendapatnya  Semua pendapat dihargai dan dihimpunnya secara tertulis. Kemudian ia mengajak teman-teman sekelompoknya merangkum berbagai pendapat tersebut.

Ayo Berlatih
A. Rangkumlah pendapat yang terdapat dalam diskusi berikut.
Berikut ini adalah beberapa pendapat yang muncul dalam diskusi kelompok tentang
“Bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang tua”. Nisa mengatakan: “Harus ikut membantu pekerjaan rumah”. Habibi mengatakan: “Tidak boleh keluar rumah tanpa seijin orang tua”. Dan Ilham mengatakan: “Di rumah tugasku hanya belajar saja’. Kemudian Iwan mengatakan: “Yang penting aku tidak boleh meninggalkan salat dan mengaji”.
Sikap kita yang seharusnya terhadap orang tua adalah membantu pekerjaannya, jangan pergi tanpa seizin nya, belajar yang tekun, dan tidak boleh meninggalkan salat dan mengaji.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan jelas.
Setelah membaca materi Pelajaran 3 di atas, jelaskan hal-hal di bawah ini.
  1. Apakah arti “cita-cita” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia? (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah “keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam pikiran, berkeinginan sungguh-sungguh”)
  2. Apakah ciri-ciri anak salih? (Ciri-ciri anak salih adalah taat kepada Allah Swt., jujur, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru, setia kepada kawan, serta saling menghargai antarsesama).
  3. Apa manfaat menjadi anak salih? (Manfaat menjadi anak salih adalah mendapat pahala, disayang Allah Swt, dibanggakan dan disayang orang tua).
  4. Mengapa harus hormat dan patuh kepada orang tua. (Kita harus menghormati kedua orang tua karena jasa mereka tidak akan pernah dapat dibalas, sehingga sudah sepantasnya kita sebagai anak menaruh hormat, setia, dan patuh kepada mereka)
  5. Mengapa harus hormat dan patuh kepada guru?(Kita harus hormat kepada guru karena Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Banyak hal yang dapat kita peroleh dari guru, terutama mendapat ilmu pengetahuan dan keteladanan.)
  6. Bagaimanakah sikap kita terhadap pendirian dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita? (Sikap kita terhadap pendirian dan keyakinan orang lain adalah menghormati pendirian dan keyakinan orang lain karena Allah Swt. menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan warna)
  7. Bagaimanakah sikap kita dalam diskusi kelompok, apabila muncul berbagai pendapat? (Apabila muncul berbagai pendapat sebaiknya semua pendapat dihargai dan dihimpun secara tertulis dan kemudian merangkum berbagai pendapat tersebut
  8. Bagaimanakah caramu agar sikap terpuji tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari? (Sikap terpuji dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari melalui pembiasaan baik di lingkungan sekolah, lingkungan rumah, maupun lingkungan masyarakat)