Merinding bercampur haru, mendengar cerita pacarku malam ini. Devi bercerita sampai larut malam habis. Gak tau kenapa? Malam minggu kali ini, gak seromantis malam mingguan sebelumnya, lebih angker, kejam, dan rapuh rasanya…
Devi curhat tentang sesosok guru berstatus janda dan masih berumur 20 tahun. Dan dalam cerita, janda tersebut baru ditemukan mayatnya tadi pagi, di sekolah dia mengajar yaitu SMA 19.
Cuman tragisnya, kematian Janda tersebut dihantui oleh beberapa bagian tubuhnya yang hilang. Lengan kanannya putus, isi perutnya kosong, dan bagian lainnya bertato bekas gigitan.
Belum jelas penyebab dan siapa pelakunya, tapi Jasad Janda yang baru aja cerai itu, membuat gempar seluruh penghuni SMA 19. Akhirnya, Devi berhasil menularkan ketakutannya padaku, dengan ekspresi dramatis, ceritanya membuat tubuhku merinding bercampur cemas gak karuan.
Lalu dia berkata, “Makasih yank, malam ini kamu mau dengerin cerita aku, Beban takutku jadi berkurang sekarang” .
Dalam hati aku menjawab, “Ya, tapi sekarang aku takut banget… Ceritamu membebaniku untuk pulang, huh… “.
Sebenarnya malam ini aku pengen nginep aja dirumah Devi, cuman aku malu, jadi aku paksain aja untuk pulang dan mengakhiri kencanku sama dia.
Kemudian aku berjalan menuju Terminal Bis, karena memang jarak rumahku sama Devi sangat jauh. Kalau bukan karena Rindu aku males malmingan. Dan aku pulang sekitar jam 9, aku pikir jam segitu masih ada Bis yang ngetem, katanya terminal di daerah sini buka 24 jam. Ya syukurlah kalau kayak gitu…
Tapi sekarang perutku mulai terasa berisik minta di isi. Sialnya sepanjang perjalanan, aku belum nemuin toko atau warteg sekalipun.
Dan akhirnya ada satu warung makan di depan, “ehhh ternyata udah tutup” … Hups aku kembali lanjutin perjalanan dengan perut sangat-sangat lapar…
Tapi penderitaanku kayaknya baru dimulai dari sini, setelah itu tiba-tiba hal yang gak enak banget terjadi di daerah itu. Gak tau semua orang disini belum bayar listrik atau apa, tapi tiba-tiba aja lampu diseluruh jalan dan rumah, MATI. Sekarang suasana menjadi gelap dan benar-benar sangat gelap, benar-benar membuatku takut…
Kurasakan diriku mulai panik, aku nyalain lampu flash di Handphone dan aku lanjutin perjalanan dengan perlahan cemas dan sedikit menenangkan diri, untuk gak mikirin apapun. Tapi ditengah malam yang sudah sepi dan dipenuhi keheningan, aku seperti mendengar seseorang berjalan dibelakangku, aku gak berusaha mempercepat langkah sedikitpun, dengan berharap bukan siapa-siapa dan bukan apapun…
Sampai aku mendengar perempuan nyanyi diringi petikan gitar, suaranya tepat dirumah dekat persimpangan aku berjalan.
Nadanya indah tapi liriknya menusuk, “Dengarlah di Belakangmu,,, Suara Langkah Kaki Menujumu,,, Jalanlah Terus Dia Mengikutimu,,,, Berencana Membunuhmu,,, Cepat,,, Cepat,,, Cepat…”.
Sontak aku merinding denger lagu tersebut, dan disini aku mulai berlari-lari kecil, dengan berharap seseorang dibelakang gak ngikutin terus.
Hingga sampailah aku di daerah yang sepi, seolah tak ada rumah satupun. Dan aku mulai gak nyaman berada di tempat itu, sekarang aku mulai berjalan lebih pelan.
Dari gelapnya jalan yang ku injak, di depan terlihat bayangan seorang wanita menghampiriku, yang membuatku takut dia jalannya pincang, dan gilanya lagi, tangan kirinya membawa cerulit. Aku gak mikir, buat apa kegunaan cerulit tersebut ditengah malam gini.
Tapi aku berpikir untuk kembali kebelakang, namun sekarang aku denger jelas langkah kaki, seseorang dibelakang yang tadi ngikutin. Disini aku mulai panik, benar-benar sangat panik. Dan benar-benar gak tau apa yang harus kulakuin.
Lalu aku liat sebuah cahaya di sebuah bangunan, dan di seberang ada jalan kecil untuk masuk kesana. Tanpa pikir panjang aku langsung lari kejalan kecil tersebut, pikirku jika disana ada cahaya, pasti ada seseorang yang membantuku.
Aku lari sangat cepat, dengan harapan orang yang ngikutin dibelakang dan Wanita yang membawa cerulit tadi, gak ikut masuk juga. Lagi-lagi aku dapet kesulitan, ternyata ada pintu besi yang halangin aku masuk. Dan “Ya Tuhan” ternyata dua orang dibelakang, ikut masuk juga, dan hanya sekian langkah lagi menghampiriku. Aku bingung, pintunya terkunci, dan aku hanya berusaha mendobrak dengan kakiku, sekeras mungkin, yang seakan gak ada gunanya. Pintu tersebut gak kunjung kebuka.
Gilanya, ditengah pintu yang mustahil kubuka. Sekarang dua orang tadi, udah hampir berada di depanku. gak mungkin aku kembali, keputusanku sekarang, aku langsung berusaha naik ke pintu tersebut. Dan ternyata cukup mudah, saat aku berusaha untuk terus naik. Aku terkejut, ada yang pegang kaki dan berusaha menariku jatuh.
Di tengah ketakutan dan kepanikan, aku berusaha menendang, dan aku rasakan tendangan kerasku kena pada target, dan terdengar suara retakan kepala. Sampai diatas, aku langsung meloncat masuk kebangunan itu.
Disini aku pikir dua orang stres tersebut, gak bakalan ikut-ikutan menaiki pintu itu untuk masuk juga, dan aku mulai merasakan aura ketenangan. Namun dugaanku salah, dibelakang kulihat, satu pria Idiot dan wanita stres tadi berusaha naik juga. Aku tarik napas sebentar, dan langsung lari menuju cahaya yang dari tadi aku lihat. Aku berlari terengah, hingga sampailah aku ditempat cahaya berada. Tapi disini gak ada seorangpun, dan cahaya yang kulihat ternyata, kumpulan lilin yang membentuk formasi Bintang Terbalik. Gak ngerti, apa maksud dari rangkain lilin tersebut, tapi dua orang tadi, udah hampir tiba kesini juga.
Kemudian aku bersembunyi di balik bangunan, sambil berpikir, kenapa mereka begitu cepat sampai, padahal tadi aku berlari dan mereka hanya jalan pincang.
Aku liat dari jauh, dan aku coba denger apa yang mereka obrolin. Dan sekarang aku tau, ternyata tujuan mereka adalah ketempat lilin ini.
Setelah sekian menit, tiba-tiba wanita yang tadi bawa cerulit, memutuskan kepala pria tadi hingga terjatuh, dan langsung mengeluarkan isi perutnya, kemudian dia makan lahap, seperti mie ayam yang sering aku makan disekolah. Aku kaget melihat kejadian itu, dan disini aku menyadari. Dari banyak film horor yang aku tonton, sekarang aku berpikir, kalau mereka adalah ZOMBIE!!!.
Aku terkejut cukup keras, dan suara rintihanku, terdengar oleh Zombie wanita itu. Saat itu juga, dengan detak jantung gak teratur, aku langsung pergi dari tempat itu, berlari sangat kencang. Saat aku berlari aku melihat beberapa kelas belajar, dan sekarang aku sadar, ditengah kegelapan, ternyata ini adalah sekolah. Aku gak tau ini sekolah apa, tapi aku berlari terus tanpa henti, hingga aku benar-benar yakin, wanita yang sudah aku pastiin Zombie, gak ngikutin.
Tiba-tiba aku berhenti berlari, alasannya karena aku denger ada suara perempuan nangis, di kelas samping sekarang aku berada. Dan aku pastiin itu bukan Zombie, karena aku belum pernah melihat Zombie cengeng saat adegan di film-film. Kemudian aku masuk kekelas tersebut, kelasnya gelap, aku belum bisa melihat dimana tepatnya perempuan itu berada, tapi suara tangisannya semakin jelas.
Aku nyalain Lampu Flash di Handphone, tapi tiba-tiba saja baterainya habis dan mati. Gila, padahal aku belum sempat kirim pesan ke orang tua, sekarang aku berpikir keselamatanku benar-benar terancam.
Aku berusaha hidupin Handphoneku, tapi sekarang aku berpikir ternyata udah benar-benar mati. Dan disaat itu, aku sudah bisa merasakan perempuan tersebut ada dimana, sedikit cahaya bulan yang masuk dijendela, membuatku tau dia berada dipojok kelas itu. Aku menghampirinya, dan disaat aku mau bertanya tentang dia dan apa yang terjadi. Tiba-tiba saja perempuan itu memeluku, dan sangat erat.
Dia bilang,”Tolong selamatkan aku, bawa aku keluar dari sini”.
Aku jawab,”Iya aku akan berusaha keluar, tapi kamu siapa?”.
Dia melepaskan pelukannya dan mencoba menarik napas, seolah menenangkan dirinya dulu.
Kemudian dia menjawab,”Aku Siska anak IPA”.
“Anak IPA? Oh… tapi maaf aku gak sekolah disini, aku gak ngerti sebenarnya apa yang terjadi disini? Ada apa dengan sekolah ini?”
Saat itu, diagak jawab satupun pertanyaanku. Dia hanya diam menggigil ketakutan dan melanjutkan tangisannya.
Aku mencoba menenangkannya dan,”Aku janji akan bawa kamu keluar dari sini, aku yakin kita pasti bisa pulang, sekarang kita harus bergerak mencari jalan keluar, dan kurasa aku tau jalannya”
Disaat aku berusaha membuatnya bangun, untuk segera mencari jalan keluar. Bayangan Zombie yang lengkap dengan cerulit bercucuran darah, terlihat berjalan diluar kelas. Dan sepertinya dia mencium keberadaanku dan Siska didalam sini.
Melihat itu, siska pegang tanganku kuat, kurasakan tangannya yang hangat itu bergetar dan getarannya membuatku merinding. Karena sementara itu, Zombie sedang membuka pintu kelas sekarang aku berada, dan kudengar suara pintu yang begitu menggelikan dtelingaku…
Zombie itu masuk kedalam dengan jalan pincang, dia mendekat. Dan saat itu, aku sedang berusaha untuk mendorong siska keluar lewat jendela. Dan berhasil,,, Sekarang giliranku keluar, aku berusaha naik dan sekarang aku akan melompat keluar. Tapi, Ya tuhan!!! Tiba-tiba aja Zombie itu sudah ada didekatku, dan menahanku untuk meloncat. Tangannya yang dingin memegang kasar tanganku, sekarang aku bener-bener sangat takut, dengan refleks aku karate tangannya. Dan aku gak percaya ternyata begitu rapuh. Aku berhasil melompat, tapi potongan tangan Zombie itu masih menempel ditanganku. Segera saja aku lepaskan dan langsung berlari dengan siska…
Aku berusaha membuat Siska untuk berlari lebih cepat, dan tujuanku adalah kepintu dimana aku masuk ke sekolah ini.
Tapi setelah sekian lama kami berlari, aku masih belum menemukan pintu itu. Aku merasa seolah aku dan siska hanya berjalan memutar dari tadi. Aku berhenti dan lagi-lagi yang kutemukan adalah kumpulan lilin yang berformasi bintang terbalik. Aku diam gak minta Siska untuk lanjutin, karena sepertinya dia sangat kelelahan. Namun aku pikir, jika terus disini, Zombie itu pasti akan hadir kesini juga.
Dan ternyata dugaanku selalu benar, di depan kulihat Zombie dengan wajah Wanita kejam, kembali menghampiri…
Tanpa pikir panjang, aku langsung menarik Siska untuk segera berlari dan meneruskan pencarian pintu untuk keluar. Walaupun aku heran, selain pintu itu, aku juga gak nemuin gerbang masuk. Dan anehnya lagi Siska juga gak tau kemana jalan untuk keluar, padahal dia bersekolah lama disini.
Lagi-lagi semua gak ada gunanya, sepanjang tadi gak pernah ada pintu keluar yang ketemu. Dan kembali kami berhenti di tempat dimana Lilin tadi berada. Saat aku merasa usahaku tadi sia-sia, aku gak ingin lanjutin. Dan sekarang aku lihat siska, cewek yang baru aku kenal tadi, disekolah aneh ini. Terlihat sudah bener-bener lelah. Mungkin tadi aku terlalu memaksanya untuk berlari cepat.
Dan aku juga gak mau ditakdirkan mati, disaat keadaanku lelah.
Aku katakan pada Siska, kalau aku punya rencana untuk hadapi Zombie itu…
Siska merasa khawatir, tapi aku jelaskan padanya, kalau memang gak ada cara lain.
Sekarang aku, Siska, dan rasa takut kami, seolah siap untuk menghadapi Zombie Wanita Kejam, Arogan, bersenjata cerulit.
Aku berusaha meyakinkan diri, kalau ini pasti akan berhasil. Tapi tanganku kosong, aku gak bawa senjata apapun. Dan aku ingat kalau di Tasku ada dua gunting ukuran besar, aku pikir aku akan menggunakannya. Dan langsung saja aku buka tas, dengan teruburu-buru aku berusaha mencari kedua gunting tersebut. Dan… Akhirnya ketemu…
Lalu aku terkejut keras, mendengar teriakan Siska yang ada disampingku. Oh tidak, sekarang dia sedang di gusur oleh Zombie itu. Langsung saja aku menarik Siska, melepaskannya dari cengkraman Zombie gila. Dan aku berhasil, siska langsung menjauh. TAPI, aku rasakan sakit, cerulit itu menusuk dipundaku.
Aku merasakan perih yang begitu dalam di kulit pundaku, tapi aku berusaha bangun. Dengan refleks, aku langsung menusukan kedua gunting yang kupegang keperut Zombie. Lalu terakhir, aku cabut cerulit yang menusuk dipundaku dan dengan mata tertutup, aku lepaskan kepala Zombie itu dari tubuhnya.
Melihat dari apa yang telah kulalukuin, aku merenung gak percaya kalau aku akan selamat. Siska menghampiriku dan aku bertanya kedia,”Apakah akan ada Zombie lagi yang datang kesini?”…
“Aku gak tau, dan gak mau tau” dia menjawab seperti itu, dan menariku untuk segera pergi dari tempat ini.
Ternyata dia membawaku kesebuah ruangan, dan itu adalah Ruang OSIS.
Kami masuk, didalam dia langsung mengunci pintu dan menyalakan senter yang ada diruang tersebut.
Sekarang aku tahu, ternyata dia sekretaris OSIS di sekolah ini.
Dia membuka kotak P3K, dan mencoba mengobati luka di pundaku.
Selama didalam Ruang OSIS tersebut, kita banyak bercerita.
Dan sekarang aku tau kenapa dia bisa terjebak disini. Alasannya karena dia kemaleman saat dia sedang membuat laporan kerja disini, dan saat pulang dia ketakutan karena tiba-tiba mati lampu, lalu dia melihat seseorang yang menakutkan dari jauh, dan saat itu dia bersembunyi dikelas tadi dimana aku menemukannya.
Dia banyak cerita tentang kejadian yang dialami, terutama tentang Zombie itu. Dan dia merasa kalau Zombie itu adalah Janda yang baru tadi ditemuin mayatnya disekolah ini. Aku sedikit terkejut, dan aku sadar tenyata sekarang ini aku berada di SMA 19.
Aku gak pernah ngerti apa yang terjadi malam ini, padahal semuanya baru aja Devi ceritain tadi saat aku kencan dirumahnya. Dan sekarang aku jadi inget devi, aku merasakan rindu dihatiku. Aku bernapsu untuk segera cepat-cepat keluar dari sini, tapi Siska punya IDE kalau kita gak akan pernah keluar, sebelum pagi tiba.
Dan aku setuju karena aku juga takut kalau harus keluar lagi, dan aku berkomitmen untuk tetap berjaga dan gak akan tidur malam ini.
Hingga pukul 2 pagi, aku ngantuk berat dan akhirnya aku tidur juga…. Zzz…
Pagi-pagi aku bangun sekitar jam 6. Langsung aku buka mataku dan membangunkan Siska, yang ternyata masih tidur dan menyandar di sampingku.
Lalu tiba-tiba saja ada seseorang yang berusaha mendobrak pintu dari luar, aku dan siska kaget sekaligus kembali takut. Aku mengambil kursi yang siap untuk aku lemparkan, dan saat pintu itu terbuka, aku gak jadi melempar kursi. Karena yang tadi diluar mendobrak pintu adalah polisi dan bukan Zombie.
Aku bersyukur, dan polisi tadi mengajak kita keluar dan sempat menanyakan beberapa hal, termasuk keberadaanku dan Siska di sekolah ini, karena harusnya sekarang sekolah ini gak ada siapapun, kecuali polisi untuk menindak kasus Kematian Tragis Janda yang mati kemarin.
Aku hanya diam dan Siska yang menjawab pertanyaannya, dan aku gak denger Siska ceritain tentang Jombie yang tadi malam. Walaupun begitu, aku gak percaya Polisi itu percaya juga dan menyarankan kita untuk segera pulang.
Akhirnya aku dan Siska bisa keluar juga, dan kali ini kami keluar lewat gerbang depan sekolah ini. Aku lihat ada tulisan SMA 19. Wow!!! Ternyata kalau udah terlihat jelas dengan mata, sekolah ini indah juga. Begitu rindang dan sepertinya sejuk, tapi sedikit aneh aku gak liat pintu besi yang tadi malam, dan juga aku gak liat tanda-tanda jasad Zombie Janda yang tadi malam aku bunuh, dan gak ada tempat dengan lilin berformasi Bintang terbalik.
Dan sebelum berpisah aku mengucapkan banyak terimakasih ke Siska, tapi dia menolaknya dia pikir harusnya dia yang mengucapkan itu.
Dan terakhir sebelum aku pergi untuk pulang, dia sempat menanyakan nama dan status hubunganku sekarang ini. Aku sedikit ragu menjawabnya, lalu aku teringat Devi, dan langsung aku jawab;
“Aku Ajang, dan aku sudah ada ikatan dihati seseorang”
Dia keliatan sedikit kecewa dengan jawaban itu, tapi aku yakin dan aku harus jujur padanya. Walaupun memang, setelah melewati malam disekolah ini bersamanya, aku sedikit merasakan ada rasa dihatiku.
Dia juga sempat meminta No Handphoneku, tapi gak akan kuberikan. Dan setelah itu, segera saja aku pulang kerumah…
Malam minggu selanjutnya, aku ceritain pengalaman gila dan anehku. Dan kali ini ditemani ayahnya Devi, Aku benar-benar gak percaya. Ternyata ayah devi percaya dengan apa yang aku ceritain, dan dia mencoba menjelaskan;
“Kamu mungkin beruntung jang, kamu tau cerita Zombie dan film yang kamu tonton akan mempengaruhi hidupmu. Dan lilin dengan formasi bintang terbalik itu nampaknya lambang setan yang disuguhkan untuk manusia. Tapi kamu jangan takut terkadang hal aneh selalu menghampiri orang-orang yang unik di dunia ini”
Sebenarnya penjelasan dari ayahnya Devi cukup panjang, tapi hanya itu yang begitu menyerap di dadaku. Dan beruntung sekali, malam ini aku ditawarin untuk ginep dirumah Devi oleh ayahnya, yang seakan melihat, kalau aku masih takut akan kejadian malam minggu sebelumnya.
Paginya aku, Devi dan ayahnya, berjiarah kepemakaman Janda Mati yang aku liat bersosok Zombie sebelumnya. Dan aku liat di batu nisan, dan gak ada tanda-tanda kalau ada mayat yang keluar dari habitatnya. Kami bertiga duduk, dan berdo’a, dengan itu aku akan segera lupain semua hal aneh yang terjadi, dengan harapan gak akan terjadi lagi selanjutnya…
=== THE END ===
Sumber