Minggu, 26 April 2020

Perilaku Mencerminkan Kesatuan Sila-sila Pancasila

Wawan Setiawan Tirta
Pancasila diumpamakan sebagai satu paket lengkap yang menopang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Sila kesatu menjiwai sila kedua, menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima. Sila kedua dijiwai oleh sila
kesatu, ketiga, keempat, dan kelima, dan begitu seterusnya. Kelima sila tidak bisa dilepas satu dengan yang lainnya. Walaupun masing-masing sila mempunyai nilai-nilai sendiri tetapi hubungan antarsila merupakan hubungan yang utuh dan saling terkait.

Setiap sila yang membentuk Pancasila merupakan unsur yang mutlak yang membentuk kesatuan, bukan unsur pelengkap. Artinya satu sila menjiwai dan dijiwai oleh sila-sila yang lain. Sila Pertama menjiwai sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima, dan demikian seterusnya. Misalnya, meskipun Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang berkaitan dengan Tuhan, tetapi tidak berarti sila-sila yang lain hanya sebagai pelengkap saja.

Setiap sila yang membentuk Pancasila juga sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah dan dikurangi. Oleh karena itu, Pancasila tidak dapat diubah menjadi Trisila atau ekasila.
Pancasila diumpamakan sebagai satu paket lengkap yang menopang Negara Kesatuan Republik In Perilaku Mencerminkan Kesatuan Sila-sila Pancasila
Ayo Berlatih
Untuk menambah pemahamanmu bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan setiap sila dijiwai dan menjiwai sila yang lain, coba sebutkan contoh-contoh perilaku berikut mencerminkan sila-sila apa saja. Satu contoh perilaku bisa mencerminkan satu sila, dua sila, atau lebih.
No.KegiatanMencerminkan Sila
1.Pemilihan ketua
kelas
  1. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Persatuan Indonesia karena mengembangkan sikap persatuan dan kesatuan.
  3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan karena menghargai hasil musyawarah.
  4. Kemanusiaan yang adil dan beradab karena memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya
2.Perayaan hari
besar keagamaan
  1. Ketuhanan yang Maha Esa, yaitu menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, karena mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan.
  3. Persatuan Indonesia, karena menjunjung tinggi persatuan Indonesia
  4. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, perayaan hari besar agama berarti melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.
3.Gotong royong
  1. Kemanusiaan yang adil dan beradab, karena gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  2. Persatuan Indonesia,  karena memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
  3. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena suka memberi pertolongan kepada orang lain.
4.Musyawarah
mufakat
  1. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan karena dengan musyawarah mufakat berarti tidak memaksakan kehendak pada orang lain
  2. Persatuan Indonesia, dengan musyawarah mufakat berarti mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
  3. Kemanusiaan yang adil dan beradab karena kita menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
5.Menjenguk orang
sakit
  1. Ketuhanan yang Maha Esa, karena setiap manusia harus menyayangi sesama makhluk Tuhan.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. karena mengembangkan sikap tenggang rasa.
  3. Persatuan Indonesia, karena dengan peduli terhadap penderitaan orang lain akan memperkuat persatuan.
  4. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjenguk orang sakit berarti berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan.

Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, maka dari itu perilaku dan sikap masyarakatnya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.